وللمنادى
النّاء أو كالنّاء يا ... وأي وآكذا أيا ثمّ هيا
Munada ada
dua macam, yaitu munada mandub dan munada ghairu mandub. Munada ghairu mandub
terbagi kepada 2 bagian, yaitu pertama munada jauh atau serupa jauh yang
meliputi orang lupa, lalai atau orang tidur. Sedangkan huruf-hurufnya adalah
ya, ai, wa, aya dan haya (يا، أَيْ، وا، أَيا، هَيا). Contoh:
يا محمدُ،
هنا. اي محمدُ، هنا. وا محمداه. ايا محمدُ، هنا. هيا محمدُ، هنا.
والهمز
للدّاني ووا لمن ندب ... أو يا وغير وا لدى اللبس اجتنب
Munada ghairu mandup yang kedua adalah munada
dekat, sedangkan hurufnya hanya satu, yaitu A (أ), seperti ا محمدُ، هنا. Macam Munada yang
ke dua adalah munada mandub, yaitu munada yang digunakan untuk meratap karena
sakit, ditinggl pergi atau mati atau karena rindu seseorang. Sedangkan huruf
nida’ yang digunakan adalah nida’ wa (وا) atau bisa menggunakan nida’ ya (يا) jika aman dari keserupaan,
macam nida’ ini disebut dengan istilah Nudbah. Seperti وا محمداه dan يا محمداه. Munada mandub juga bisa digunakan untuk minta
pertolongan, nida’ semacam ini diistilahkan dengan Mustaghatsah. Seperti: يا لزيد لعمر
وغير مندوب ٍ
ومضمر ٍ وما ... جامستغاثا ً قد يعرّى فاعلما
Huruf nida’
dalam munada ghairu mandub boleh dibuang. Seperti يا محمد، هنا menjadi محمد، هنا Sedang pada
munada yang lain yaitu pada munada mandub, munada dhamir dan mustaghatsa tidak
diperbolehkan.
Seperti:
- وا محمداه tidak boleh محمداه (munada mandub)
- يا لزيد tidak boleh لزيد ( mustaghatsa)
- يا اياك قد كفيتك
tidak boleh اياك قد كفيتك
(munada dhamir)
وذاك في اسم
الجنس والمشارله ... قلّ ومن يمنعه فانصر عاذله
Boleh dibuang
juga huruf nida’ yang bersama munada isim jenis dan isim isyarah, tetapi lebih
baik tidak membuangnya.
Contoh:
-
ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ yang asalnya يا هَؤُلَاءِ هَؤُلَاءِ (munada isim isyarah)
-
اصبح ليلُ yang asalnya اصبح يا ليلُ (munada isim jenis)
وابن
المعرّف المنادى المفردا ... على الذي في رفعه قدعهدا
Munada
mufrad ma’rifah dan munada mufrad nakirah maksudah dimabnikan rafa’ sesuai
dengan tanda rofa’ kalimatnya.
Contoh:
-
يا محمدُ يامحمدان\ يا محمدون\ (munada mufrad ma’rifah)
-
يا رجيلون \ يا رجلان \ يا رجل (munada mufrad nakirah
maksudah)
وانو انضمام
ما بنوا قبل النّدا ... وليجرى مجرى ذي بناءٍ جدّدا
Kalimat yang
mabni sebelum menjadi munada dimabnikan dengan dhammah muqoddar. Seperti: يا هذا، يا انت. Sedangkan
kalimat yang mengikuti munada tersebut bisa dii’rab rofa’ dengan alasan
mengikuti mabni muqaddar munadanya dan bisa dii’rab nasab dengan alasan
mengikuti i’rab mahal munadanya.seperti: يا هذا العاقلَ\العاقلُ
والمفرد
المنكور والمضافا ... وشبهه انصب عادما ً خلافا
Munada
mufrad nakirah ghairu maksudah dan munada mudhaf atau syibhul mudhaf dii’rab
nashab sesuai dengan tanda nashab kalimatnya.
Seperti:
-
يا رجلا خذ بيدي (munada
nakirah ghairu maksudah)
-
يا عبد الله (munada
mudhaf)
-
يا طالعا جبلا (munada
syibhul mudhaf)
ونحو زيدٍ ضمّ
وافتحنّ من ... نحو أزيد بن سعيدٍ لا تهن
Apa bila
munada murfad ‘alam disifati dengan kata ibnu (ابن) yang mudhaf
kepada isim ‘alam dan tidak ada pemisah antara munada dengan kata ibnu, maka
munada tersebut bisa mabni dhammah atau fathah dan alifnya ibnu wajib dibuang. Seperti: يامحمد بن عمر dan أزيد
بن سعيدٍ
والضمّ إن لم
يل الابن علما ... أو يل الابن علمّ قد حتما
Sedangkan apabila munada yang disifati dengan kata
ibnu bukan munada mufrad alam atau sekalipun munada mofrat alam tetapi tidak
dimudhafkan kepada isim alam atau dimudhafkan kepada isim alam tetapi antara
munada dengan kata ibnu dipisah dengan kalimat lain, maka munada tersebut hanya
boleh mabni dhammah dan alifnya ibnu tidak boleh dibuang. Contoh:
يا غلام ابن
محمد، يا محمد ابن رجل، يا محمد الماهر ابن حسن
واضمم أو انصب
ما اضطرارا ً نوّنا ... مّما له استحقاق ضمٍّ بيّنا
Munada yang mabni dhammah tanpa tanwin apabila berada
di dalam kalam syair, maka boleh mabni dhammah dengan bertanwin bahkan boleh
nashab dengan alasan dharurat syi’ir. Contoh:
سلام الله يا مطرٌ عليها
…. وليس عليك يا مطر السلام
وباضطرار ٍ
خصّ جمع يا وأل ... إلا مع الله ومحكيّ الجُمل
Munada tidak boleh ber AL (ال) kecuali munada yang terdiri
dari lafadh Allah atau mahkiyin jumal (nama yang memang ber AL atau kata yang
tersusun yang menjadi ganti dari nama asli). Seperti:
-
يا الله
-
يا الرجل
منطلق
والأكثر
اللهمّ بالتعويض ... وشذّ يا اللهمّ في قريض
Mayoritas nida’ dalam lafadh Allah adalah اللهم yang berasal dari يا الله. Huruf nida’ dalam lafadh Allah diganti
dengan huruf MIM yang bertasydid yang diletakkan di belakang. Namun ada
sebagian yang menetapkan ya’. Contoh: يا اللهم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar